Leave Before You Love Me

Image

Tantra adalah pria yang menepati ucapannya, apa yang Bella dan baru saja ia ucapkan benar dilaksanakan.

View dari netra Tantra saat ini dikuasai Bella yang tidur nyenyak di dalam rengkuhan, sambil sesekali dia elus rambut lembut nan panjang yang menggelitik tubuhnya. Iya, jangan lupa kalau mereka half-naked loh ya. Sesekali juga Tantra senyum, gak tau alasannya apa. Cuma mau senyum, yang sepertinya berasal dari dorongan eksternal sama menggelitiknya dengan rambut Bella.

Sejemang terpikir olehnya, mungkin udah lama gak ada wanita yang bergelayut manja dengan keadaan benar-benar membutuhkan bantuan makanya jadi déjà vu. Jadi senyum, deh. Sejemang kemudian terpikir, mungkin juga karena Bella ini beda. Karena, ya, wanita-wanita lain yang sebelumnya pernah jadi partner benefit gak ada yang se-terus terang dan se-jujur Bella alias murni buta karena nafsu. Bedanya juga keliatan dari ucapan orangnya sendiri barusan, orang mabuk itu mostly sincere, kan? Meskipun Tantra ragu, tapi sebagian besar dari dirinya yakin kalau Bella was being honest.

Being honest, ya...

Hmmm...

“Aku punya perasaan sama kamu”, langsung terngiang lagi di pikiran ibarat scene film yang lagi bergilir tayang.

Dua hal yang bisa Tantra ambil sebagai kesimpulan: 1. Pikirannya kacau mengetahui fakta itu, belum lagi dengan prinsipnya, teguran dari Johnny, dan Mama yang gelisah akan dia 2. Ada kemungkinan kalau perasaan Bella juga kacau, meskipun Tantra bisa kendaliin soal batas perasaan tapi Bella tetaplah wanita yang perasaannya dominan. Se-netral dan se-baik-baik aja tampilan luarnya, besar kemungkinan kalau perasaannya juga gak baik-baik aja. Tantra benci kalau memang betul faktanya begitu, tapi namanya perasaan bisa datang dan pergi untuk siapa aja kan? Bukan salah Bella, bukan pula salah Tantra.

Ucapan Bella yang terakhir mungkin patut disyukuri, karena lumayan bisa bikin Tantra back to the sense. His deeply normal sense, to be very honest.

“Aku cuma yakin kelak kamu bakal pulih, bakal nemuin diri kamu yang ceria dan seperti semula. Aku tau, Tantra orang yang hangat dan penyayang, blame those past yang renggut kamu dari hal-hal baik itu.”

Setuju. Jujur, Tantra setuju banget. Dia sendiri memang sadar akan hal itu, tapi kehidupan yang dibelenggu oleh nafsu dan ego membuatnya buta. Jadilah, berbagai sisi baik dirinya tenggelam. Terenggut deh, biar sesuai apa kata Bella.

Juga, sebenarnya selama ini Tantra sudah ada kemajuan untuk menjauh dari hal-hal kurang baik dan kehidupan malam. Salah satunya memang karena Bella, tapi teguran Johnny dan kegelisahan Mama jadi sebuah tamparan tersendiri.

Kalau mau ambil jalan cepat, Tantra bisa aja langsung jadiin Bella pacar sekaligus ajak untuk sama-sama healing dan memperbaiki diri dari masa lalu yang hampir serupa. Tapi Tantra adalah Tantra, sekali ucap maka itu yang akan dilakukan. He doesn't want to go further, cukup sampai sini dan gak boleh ada kebablasan lainnya (karena bagi dia, dengan saling cuddle berkedok bantuan aja udah cukup kebablasan dari batas yang dibuat sendiri).

Netranya bolak-balik: dari wajah tentram Bella dalam tidur, ke langit-langit atau jendela. Menimbang-nimbang keputusan terbaik yang harus diambil saat ini juga, karena waktu terus berjalan.

Dengan Bella yang terlihat sangat tenang dan sepertinya tengah berada dalam deep sleep, gak sulit buat Tantra untuk memindahkan tubuh wanita itu dari dekapan. Dilihatnya lamat-lamat seputaran wajah: cantik, anggun, elegan, dengan kantung mata yang sedikit tebal perkara nangis...?

Kemudian dilihatnya sekitar kamar, berusaha merekam suasana dan momen ini sebaik mungkin yang diselingi dengan impression kalau dasarnya Bella adalah wanita yang rapih dan classy bila dilihat dari barang-barang yang ada.

Berujung pada lampu tidur yang sedikit termaram di sampingnya, berikut kertas dan beberapa pena yang tersembunyi di balik telepon.

Well, inspirasi atau hikmah bisa berasal dari sumber apa saja dan dari mana saja, kan? Cuma bermodal lihat tiga benda tersebut, Tantra mendadak punya keputusan yang dia harap terbaik untuk saat ini. Pertimbangannya? Karena dia yakin, cuma yakin, hanya itu.

Maka Tantra gak ragu buat bangkit dari ranjang, memakai kembali kemeja yang tergantung asal di sofa, mengambil pena dan kertas untuk membubuhkan beberapa kata yang...memang hanya itu terpikirkan untuk ditulis.

Singkat, padat, diharapkan jelas secara tersurat.

Gak banyak yang Tantra bawa, hanya kunci mobil yang ada di luar genggaman sedangkan dompet setia di dalam saku celana. Tentunya, dengan begitu mudah pula buat Tantra untuk pergi.

Nyatanya Tantra benar-benar meninggalkan tempat ini, kamar Bella, dengan lampu tidur dibiarkan menyala di satu sisi, kertas yang sudah tertulis beberapa kata dibiarkan di samping lampu tersebut, dan sang wanita yang clueless dalam deep sleep namun raganya tertup selimut dengan sempurna.

Tantra meninggalkan Bella pada dini hari, meninggalkan semua dan menjadikan ini adalah benar-benar yang terakhir dengan sebelumnya menepati ucapan bahwa ia akan melihat Bella tertidur dalam rengkuhan, dari jarak dekat, hanya untuk malam ini.

Ia hanya tau satu arah, dan bukanlah pria yang tau arah untuk putar balik.

Tantra Langit, meninggalkan Isabella sebelum ia mencintainya.